Sudah pernahkah Anda merasakan capek bekerja dan ingin akhir pekan selekasnya tiba? Berasa masalah tugas tiba terus-menerus dan ingin break sebentar? Agen bola terpercaya Tetapi begitu tidak gampang untuk temukan waktu berekreasi? Itu sebelumnya pernah terjadi pada saya! Saat pada akhirnya akhir pekan datang, kenapa saya demikian menunggu akhir pekan, karena di saat tersebut saya dapat break sebentar dari kepenatan teratur.

Tetapi ada sesuatu hal aneh yang terjadi pada saya, beberapa pekan kemarin, saat pada akhirnya akhir pekan itu tiba, saya seolah kekurangan style. Aneh! Rasanya saya baru rasakan ini sekarang ini. Seolah semua kegiatan akhir pekan pernah saya kerjakan. Yang saya rasa waktu itu, saya ingin nikmati akhir pekan di luar rumah, tetapi saya ingin nikmati akhir pekan di dalam rumah. Nach lho, saya sebelumnya sempat kebingungan sendiri. Pokoknya, tidak selama-lamanya akhir pekan ingin saya habiskan sepanjang hari sarat dengan kegiatan di luar ruang. Dalam kata lain, ada saatnya ingin saya lewat akhir pekan dengan beberapa di luar rumah dan bekasnya, seperti tidur-tidur elok di dalam rumah.

Nach, hal itu tadi yang terjadi pada saya beberapa pekan kemarin. Saat kekurangan style, tetapi tidak ingin saya ke lokasi yang terlampau jauh. Sebetulnya ada banyaaaaaaak tempat baru, di Bandung yang masih belum saya datangi. Tetapi, pada hari itu saya cuma ingin ke tempat di sekitar kota saja.

Tebersitlah, jika telah lumayan lama saya tidak olahraga. Mhhhh, olahraga apa? Di mana? Itu pertanyaan seterusnya. Yang berada di daftar pemikiran saya waktu itu ialah: naik sepeda? squash? Tetapi langsung saya coret dari daftar karena di dalam rumah cuma ada 1 sepeda dan hari itu sedang ada saudara ponakan saya yang bermalam dan mengalami mati style akhir pekan sama dengan saya . Maka judulnya saat itu ialah mati style berjemaah.

Dan, jurus unggulan khusus saat mati style ialah, pegang handphone dan memulai membuka beragam media sosial yang dipunya. Sosial media favorite saya ialah instagram. Tring…jatuh cintalah saya segera ke pelintasan lari di Lapangan Gasibu yang biru tersebut. Situs agen bola Pada akhirnya saya sampaikan gagasan pada saudara untuk lari pagi di situ. Dan saudara saya juga mengamini gagasan itu. Pada akhirnya kami juga meluncur ke situ. Owh, sebagai wanita, tentu saja kami pikirkan tas apakah yang hendak kami membawa. Ingat jika kami akan lari, kami putuskan cuma bawa tas slempang kecil buat kami berdua dan merencanakan membawa bergiliran (baca: agar adil). Kami cuma bawa dompet dan handphone didalamnya.

Wush… motor kami juga selanjutnya lewat Jl. Siswa Pejuang 45, ke arah Jl. Laswi, Jl. Riau, dan membelok di sejumlah tikungan untuk ke arah Jl. Diponegoro. Pada akhirnya, kurang lebih di dalam 15 menit kami juga datang di Lapangan Gasibu. Angin segar menyongsong kehadiran kami. Senangnya saya ada di Kota Bandung ini dengan udara yang fresh, khususnya pada pagi hari. Matahari pagi, turut menyongsong kehadiran kami. Tentu saja dia masih malu, karena waktu itu masih pagi. Fresh! Itu kata pertama kali yang terkata saat saya datang di situ. Sesudah kami parkir motor pada bagian kiri Lapangan Gasibu, kami juga selekasnya ke arah pelintasan larinya. Rupanya biru itu semakin lebih cantik aslinya dibanding dipotret.

Tidak salah saya segera jatuh hati semenjak menyaksikan birunya pelintasan ini. Pelintasan biru lapangan ini selang-seling di antara biru tua dan biru langit. Warna biru inilah yang berikan dampak tertentu untuk membikin orang ingin lari di atasnya. Karena jujur, saya awalnya benar-benar tidak menyenangi olahraga lari, benar-benar! Demikian dengan saudara saya. Hmmm, apa yang akan datang saya wajib melakukan riset dampak warna biru dengan kemauan untuk orang lakukan olah raga lari? Ah, bisa jadi sich, tetapi tidak dapat saya kerjakan untuk sekarang ini.

Sebagai newcomer di atas lapangan ini, saya memperhatikan dahulu aktivitas beberapa orang yang lain. Ada yang lari, jalan-jalan, badminton, skipping, yoga, in line skate, mengobrol, dan sudah pasti…selfie! Orang yang tiba juga bermacam umurnya, dimulai dari lanjut usia sampai bayi, berada di sini! Kumplit! Sesudah saya senang memperhatikan, pada akhirnya saya juga lakukan pemanasan, memasangkan earphone, menghidupkan musik, dan lari. Ya Tuhan, kenapa saya baru mengetahui ada kepuasan habiskan akhir pekan semacam ini di Bandung! Saya benar-benar menikmatinya, rasakan sejuknya angin, alunan musik, dan tentu saja langkah kaki saya saat lari. saat pada akhirnya akhir pekan Satu perputaran, dua perputaran, di tiga perputaran saya merasakan kecapekan. Tetapi, saya malas untuk bergerak dari pelintasan biru ini. Saya juga memilih untuk jalan saja melingkari lapangan ini. Diperputaran seterusnya, saya juga lari kembali. Diperputaran ke-5 saya betul-betul kecapekan. Dan memilih untuk menyisih sebentar. Saudara saya justru telah lebih dulu menyisih dan memulai photo mana-mana untuk di upload di sosial mediumnya.

Karena masih ingin nikmati lapangan ini, kami juga selanjutnya memilih untuk sewa raket, sudah pasti sepaket dengan kok-nya. Dan harga rupanya benar-benar ekonomis! Cuma dengan 10 ribu rupiah, kita dapat bermain badminton sepuas hati! Kami pilih tempat dari sisi tiang bendera untuk bermain badminton. Karena masih pemula, kami cuma bermain kurang lebih 45 menit. Sesudah bayar raket, saya masih malas tinggalkan lapangan ini.

Dan tring!!!! Rupanya ada sebuah perpustakaan dari sisi Lapangan Gasibu ini. Dan untungnya kami, waktu itu perpustakaannya barusan membuka (jadi belum penuh oleh pengunjung). Rupanya perpustakaan ini membuka tiap hari. Hari Senin-Jumat dia membuka dari jam 09.00-18.00, Sabtu 09.00-16.00 dan Minggu jam 06.00-12.00. Perpustakaan ini cukup nyaman, saat tiba, kita disuruh untuk isi buku tamu dan masukkan barang bawaan ke locker terkunci. Perpustakaan di melengkapi dengan pendingin ruang dan beberapa computer. Koleksi bukunya cukup komplet, dimulai dari buku anak, agama, novel, dan lain-lain.

Sesudah habiskan beberapa saat di perpustakaan ini. Saya mulai berasa lapar dan berpikiran, makan pagi apa ya, yang pas sesudah kami olahraga dan membaca! Dan style unggulan saat ketidaktahuan juga saya kerjakan kembali, check handphone alias searching makan pagi apakah yang nikmat di sekitar sini. Tetapi, penelusuran juga stop saat sebelum diawali. Dengan membaca status temanku, jika makan pecel di Taman Lanjut usia adalah kepuasan dunia:D Hahaha, status adalah iklan tidak memiliki biaya.

Taman Lanjut usia tempatnya tidak jauh dari Lapangan Gasibu dan karena kami telah lapar berat. Pada akhirnya kami memilih untuk langsung ke arah sana dan cari warung sama seperti yang berada di profile picture-nya temanku. Warung itu juga bertemu dan langsunglah kami pesan nasi pecel! Dan kembali lagi cuma dengan 10 ribu rupiah, kami bisa nikmati nasi pecel yang nikmat ini. Dan kembali lagi….Tuhan, mengapa saya sejauh ini tidak tahu ada yang jual nasi pecel senikmat ini di Bandung. Saya memperhatikan sekitar (lagi), dan rupanya ada sate kerang, sate telur puyuh, dan sate ayam di warung ini.

Sate-sate itu dihidangkan secara langsung di atas meja tanpa kita pesan awalnya. Ok, saya tergoda dengan sate kerangnya. Saya coba 1 tusuk dan rupanya…Ini benar-benar nikmat! Saya juga ambil 2 tusuk kembali. Sesudah cukup senang makan nasi pecel dan sate kerang, kami juga melunasinya dan pulang. Oh, harga satu tusuk sate ialah 3000 rupiah. Karena saya makan pecel dan 3 tusuk sate, dua gelas air mineral, menjadi saya harus bayar 21 ribu rupiah. Berikut narasi di salah satunya akhir pekan saya, tidak harus keluar kota jauh untuk memperoleh rekreasi sehat dan mendidik saat kita mati style.

By Timothy

error: Content is protected !!