Semuanya orang tentu mempunyai rekan atau famili yang rasanya tidak pernah tiba on time. Beberapa orang semacam itu seringkali membuat emosi karena kesukaannya tersebut. Lantas, adakah keterangan berkaitan argumen kenapa sebagian orang selalu telat?
Telat ialah kecondongan yang kelihatannya susah untuk dijauhi untuk sebagian orang. Beberapa pakar Slot resmi gacor mengutarakan jika banyak factor sebagai simpatisan ketertinggalan, seperti pemahaman waktu, management waktu, dan personalitas.
Seorang profesor pengetahuan saraf kognitif di Kampus College London, Hugo Spiers, mengatakan jika adanya kemungkinan proses di otak yang mengakibatkan sebagian orang telat.
“Mereka menyepelekan waktu yang diperlukan untuk sampai Slot resmi indonesia ke arah tempat janjian,” ucapnya, dikutip dari LiveScience, Selasa (25/4).
Spiers menerangkan jika ada sisi di daerah otak yang disebutkan Hipokampus yang mengolah beberapa faktor waktu, seperti ingat kapan wajib melakukan suatu hal dan berapakah lamanya waktu yang diperlukan.
Study yang diedarkan dalam jurnal Nature Ulasans Neuroscience memperlihatkan jika neuron di hipokampus yang bertindak selaku “sel waktu” berperan pada pemahaman dan daya ingat kita mengenai beragam kejadian. Tapi kenapa masih beberapa orang yang terus-terusan menyepelekan waktu?
Spiers mengutarakan salah satunya factornya kemungkinan berapa dekat kita dengan wilayah yang hendak dituju. Tahun 2017 lalu, Spiers minta 20 pelajar yang barusan berpindah ke London untuk membikin sketsa daerah perguruan tinggi mereka dan memprediksi waktu perjalanan ke arah yang beda.
Hasilnya mengutarakan bila mereka ketahui sesuatu wilayah secara baik, ukuran waktu perjalanan mereka diprediksikan lebih singkat. “Bila anda benar-benar dekat dengan daerah tujuan, anda mulai meremehkan kesukaran yang hendak terjadi,” kata Spiers.
Pada beberapa kasus, orang yang telat kemungkinan salah memprediksi waktu yang diperlukan saat sebelum mereka pergi, waktu seperti yang diperlukan untuk siap-siap pada pagi hari. Sebuah study yang diedarkan dalam jurnal Memori dan Cognition memperlihatkan jika seorang membuat perkiraan waktu berdasar kisah hidupnya, dan itu tidak selamanya tepat.
“Makin bertambah pengalaman yang dipunyai, seorang condong lebih menyepelekan waktu yang diperlukan,” Terang Emily Waldum, profesor di Kampus Campbell di Carolina Utara.
Factor yang lain yang dipandang seperti pemicu ketertinggalan ialah kepadatan jalan. Sebuah study tahun 2022 di jurnal Virtual Reality ungkapkan jika perjalanan yang semakin lebih ramai memerlukan waktu 10 % semakin lama dibanding perjalanan yang sepi.
Waldum mengatakan jika personalitas berperanan dalam telat. Orang dengan personalitas yang terlalu rileks misalnya, bisa mengakibatkan ia lupa akan janji yang sudah dibikin.