Menaker Bagikan Tips agar Pekerja Migran Terhindar dari Rayuan Calo

Menteri ketenagakerjaan (menaker) ida fauziyah menyosialisasikan keutamaan kepenguasaan kapabilitas kerja untuk calon karyawan migran indonesia saat sebelum bekerja ke luar negeri.

 

Karyawan migran diinginkan tidak gampang tertipu dengan rayuan calo sebab resiko yang sangat tinggi untuk mereka.

“jangan gampang terbujuk bujuk yang manis dan sebentar. Tetapi datangkan resiko tinggi. Bila kita sayang bagian keluarga kita. Anak kita. Tetangga kita. Silahkan kita sama-sama mengingati keduanya. Supaya tempuh lajur prosedural. Untuk keamanan dan kenyamanan bekerja. Hingga tujuan dan arah bekerja ke luar negeri bisa tercukupi. Yakni ‘pergi aman pulang mapan”. Kata menaker ida dalam pengakuannya. Selasa (17/11).

Karena itu. Menaker ida mengingati beberapa karyawan migran untuk mempersiapkan diri dengan kapabilitas dan dokumen komplet seperti yang dipersyaratkan. Hingga memiliki keterampilan yang oke dan terlepas dari jerat calo.

“diantaranya. Mencari info sebanyaknya. Baik itu lewat pusat service migrasi desmigratif di kantor dusun. Atau lewat service terintegrasi satu atap (ltsa) atau dinas tenaga kerja.” sambungnya.

Saat itu. Dirjen pembimbingan peletakan tenaga kerja dan peluasan peluang kerja (binapenta dan pkk). Suhartono. Sampaikan dalam aktivitas diberikan kontribusi satu paket usaha tenaga kerja berdikari tahun 2020 dan 1.250 masker untuk dusun buraen dan merbaun.

Ada pula delapan paket kontribusi tkm tahun 2020 dalam rencana memberikan dukungan simulasi desmigratif baru tahun 2020 binaan kabupaten kupang.

Disamping itu. Diberikan secara simbolis claim agunan kematian bpjs ketenagakerjaan kepesertaan non-asn dinas pekerjaan umum kabupaten kupang. Dan penyerahan kontribusi bantuan gaji untuk daerah nusa tenggara timur.

Beberapa masalah berkenaan karyawan migran indonesia (pmi) di luar negeri tetap jadi hal harus dituntaskan pemerintahan sekarang ini. Salah satunya masalah yakni permasalahan komunikasi beberapa karyawan dengan keluarga mereka di tanah air.

Masalah itu jadi salah satu perihal yang disoroti dalam diseminasi hasil riset landasan favorit perguruan tinggi (pdupt) yang diadakan fakultas pengetahuan sosial dan pengetahuan politik kampus muhammadiyah jakarta (umj).

Dalam riset yang dikerjakan semenjak maret 2019 sampai oktober 2020 di malaysia dan beberapa wilayah sumber karyawan migran di indonesia ini disebut jika. Wanita karyawan migran asal indonesia. Terutamanya yang bekerja di malaysia dan hong kong lebih komunikatif dibanding lelaki karyawan migran.

Disamping itu. Wanita karyawan migran disebyt lebih kompleks skema komunikasinya.

“bila lelaki karyawan migran semakin banyak berbicara berkenaan berita keluarga. Wanita karyawan migran. Kecuali mengomunikasikan berita keluarga. Mengulas keuangan dan hari esok hidupnya.” sebut ketua team periset nani muksin dalam info tercatatnya yang diterima liputan6.com. Rabu. 11 november 2020.

Nani meneruskan. Wanita karyawan migran lebih aktif bermedia sosial. Bukan hanya lewat facebook. Dan juga instagram. Whatsapp. Atau sosial media lain. Tetapi. Waktu berbicara dengan keluarga di wilayah aslinya. Karyawan migran sebagian besar masih memakai jaringan telepon.

Dalam riset itu. Nani mengatakan isi pesan yang dibahas dengan keluarga masih sekitar tuntutan hidup dan menyembuhkan rasa kangen sebab ada jauh dari desa halaman.

Nani menambah. Dari riset yang dipegangnya. Keperluan berbicara. Khususnya lewat sosial media. Menjadi keperluan khusus. Untuk karyawan migran asal indonesia. Terutamanya yang bujang. “bermedia sosial tidak cuma untuk menegur rekanan atau keluarganya. Tetapi untuk selingan.” sebut ia.

Tetapi. Ongkos untuk “pola hidup”. Terhitung untuk berbicara. Karyawan migran indonesia di malaysia lebih kecil dibanding karyawan migran indonesia di hong kong hingga nilai kirimannya ke tanah air juga semakin besar.

Habis untuk ongkos komunikasi

Nani menerangkan. Malaysia jadi posisi riset team umj sebab lama karyawan migran asal indonesia ialah yang paling besar di negeri jiran itu.

Data tahun 2015 memperlihatkan. Kurang dari 728.890 masyarakat negara indonesia (wni) bekerja di malaysia dan adalah 39 % dari keseluruhan karyawan asing di malaysia. Tetapi. Sebagian besar mereka ialah karyawan kerah biru alias pekerja.

Walau mayorita profesinya selaku pekerja. Sebagian besar karyawan migran itu mempunyai telephone pandai (smart phone) atau telephone pegang untuk berbicara dengan keluarganya di tanah air atau bermedia sosial.

Tetapi. Nani sayangkan. Dalam berbicara dan bermedia sosial itu. Mereka belum memiliki rencana keuangan yang bagus. Seperti menabung atau meningkatkan dana yang dipunyainya untuk aktivitas ekonomi produktif.

Karenanya. Bekas kaprodi magister komunikasi umj itu memandang. Literasi keuangan jadi keperluan yang menekan untuk karyawan migran hingga mereka dapat manfaatkan pendapatannya dengan lebih bagus.

Beberapa kota di india pernah jadi magnet untuk beberapa karyawan migran tetapi ada juta-an phk karena naiknya masalah covid menggerakkan migrasi massal kembali pada dusun. Pemerintahan india memberi stimulan untuk masyarakat yang pilih pulang dan bekerjadi dusun…

 

By Timothy

error: Content is protected !!