Seluruh bidang di Tanah Air bahkan juga dunia yang penduduknya terserang Covid-19, ditegaskan alami badai wabah. Tidak cuma berpengaruh pada pribadi saja, bahkan juga wabah membuat beberapa bidang tersuruk.
Ini kenyataannya dirasa oleh Rahayuningtyasworo, pebisnis kue asal Malang Jawa Timur. Rahayu akui jika upayanya benar-benar bergantung dengan bidang pariwisata.
Oleh karenanya, saat wabah berlangsung, usaha Rahayu juga alami pengurangan ekonomi mencolok. Ya, Rahayu ialah pemilik Dapur Chantique, usaha yang sekarang masuk umur empat tahun.
Saat sebelum terimbas wabah, singkat kata, Rahayu membangun usaha bermula dari usaha sambilan. Di kantor tempatnya bekerja, Rahayu menawarkan kuenya sampai pada akhirnya mendapatkan tanggapan positif dari beberapa konsumen setia.
Lama-lama pasar tercipta. Rahayu juga memutus meniti upayanya dan diawali dengan percantik penampilan dan pengemasan.
Supaya kue kelakuannya laris dipasaran, wanita kelahiran 1982 ini jual produknya dengan metode konsinyasi ke beberapa toko di Malang.
Satu tahun berjalan, Rahayu yang sukses memperlebar jaringan ini mulai meningkatkan jumlah pemasaran. Ada kesempatan, pada akhirnya Rahayu memutus resign dan pilih membuat rumah produksi (Daerah Pie) kue bermodalkan usaha Rp200 juta.
Untuk memulai usahanya, Rahayu tidak dapat sendirian. Sesudah memutus berkreasi di dalam rumah produksi, Rahayu mulai mengambil warga di seputar Daerah Pie, untuk jadi pegawainya.
Waktu itu, pegawai di Dapur Chantique sejumlah 17 orang. Saat berlibur tahun akhir datang, mereka dapat menghasilkan sekitar 1000 kue /hari.
Kue yang dibuat Dapur Chantique juga ditawarkan ke 40 toko kue dan pusat oleh-olehan yang menyebar di Jawa Timur.
Dari belasan orang yang bekerja di Dapur Chantique, Rahayu mau tak mau menghentikan beberapa pegawai sebab produksi turut turun.
Pada awal wabah, Rahayu cuman mengaryakan sembilan orang saja, dengan pengupahan sebesar Rp1.500.000-Rp2.500.000. Pengupahan ini tentu saja bergantung omzet yang didapat.
Agar berada di periode susah ini, Rahayu juga bereksperimen dengan membuat dessert box seperti bermacam cheese cake, banoffee, dan bermacam pengembangan produk kue yang lain.
Sampai sekarang ini produk itu masih lanjut dibuat dan jadi variasi produk baru yang mempunyai pasar sendiri. Tidak itu saja saja, Dapur Chantique bahkan juga mendapatkan pendapatan pemasaran tidak cuma dari rumah produksi sejumlah 20 % saja. Tetapi 10 % dari reseller dan 60 % dari toko kue oleh-olehan di Malang dan Jawa Timur.
Sekarang ini, usaha Dapur Chantique sedang dalam proses membangun Daerah edu-kreatif agar menambahkan pendapatan warga.
Dengan buka rumah produksi Dapur Chantique yang bisa didatangi pelancong dengan daya magnet edukasi proses pengerjaan pie dan kerajinan-kerajinan ciri khas wilayah Malang, warga seputar juga bisa terimbas secara keuangan serta lebih sejahtera.
Untuk mengenali info Dapur Chantique selaku salah satunya peserta di Festival Inovatif Lokal 2020 ini, Anda bisa berkunjung di sini.
Sebatas info, Festival Inovatif Lokal 2020. ialah aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) dari Adira Finance bekerja bersama dengan Kemenparekraf RI bertopik #BangkitBersamaSahabat yang diselenggarakan mulai Agustus 2020 sampai Januari 2021 kedepan. Aktivitas ini adalah wujud suport Adira Finance pada program Kemenparekraf RI #BeliKreatifLokal dan Senang Bikinan Indonesia.